Kamis, 17 Mei 2012

Lingkungan Manajemen Ekonomi Internasional


1.      Sistem Ekonomi

    Yang pertama dari hal ini adalah sistem ekonomi yang digunakan di suatu negara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagian besar negara saat ini bergerak maju menuju perekonomian pasar. Dalam suatu perekonomian pasar yang matang, elemen kunci bagi manajer adalah kebebasan untuk memilih. Konsumen bebas membuat keputusan mengenai produk mana yang lebih suka mereka beli, dan perusahaan bebas memutuskan produk dan jasa apa yang akan disediakan. Sepanjang keduanya, konsumen dan perusahaan, bebas untuk memutuskan apakah mereka akan menjadi anggota di pasar atau tidak, maka permintaan dan penawaran akan menentukan perusahaan mana dan produk mana yang akan tersedia.
Karakteristik yang berhubungan dengan perekonomian pasar yang relevan bagi manajer berkenaan dengan sifat kepemilikan properti. Terdapat dua jenis kepemilikan murni sepenuhnya kepemilikan swasta dan sepenuhnya kepemilikan publik. Dalam sistem dengan kepemilikan swasta, individu, dan organisasi—bukan pemerintah memiliki dan mengoperasikan perusahaan yang melakukan bisnis. Dalam sistem dengan kepemilikan publik, pemerintah secara langsung memiliki perusahaan yang membuat dan menjual produk. Hanya sedikit negara yang memiliki sistem kepemilikan swasta murni dan sistem kepemilikan publik murni. Sebagian besar negara cenderung untuk mengarah pada satu ekstrem atau ekstrem lainnya, tetapi biasanya merupakan suatu campuran dari kepemilikan swasta dan publik.

2.      Sumber Daya Alam

    Aspek penting lainnya dari lingkungan ekonomi di negara yang berbeda adalah ketersediaan sumber daya alam. Serangkaian sumber daya yang beraneka ragam tersedia di berbagai negara. Beberapa negara seperti Jepang hanya memiliki sedikit sumber daya alam sendiri. Oleh karena itu, Jepang terpaksa mengimpor swum minyak, biji besi, dan sumber daya alam lainnya yang diperlukan untuk membuat produk untuk pasar domestik dan pasar di luar negeri. Sebaliknya, Amerika Serikat memiliki sejumlah besar sumber daya alam, dan merupakan produsen utama minyak, gas alam, batu bara, biji besi, baja, uranium, dan jenis logam lainnya serta bahan baku lain yang penting bagi pengembangan ekonomi modern.
Sumber daya alam yang terutama sangat penting dalam perekonomian global yang modern adalah minyak. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sejumlah kecil negara di Timur Tengah termasuk Arab Saudi, Irak, Iran, dan Kuwait, mengendalikan persentase yang sangat besar dari total cadangan minyak mentah dunia. Akses terhadap sumber daya alam tunggal ini telah memberikan semacam kekuasaan dalam ekonomi internasional kepada negara-negara penghasil minyak tersebut. Salah satu persoalan global yang lebih kontroversial mengenai sumber daya alam saat ini adalah hutan hujan Amerika Selatan. Para pengembang dari petani di Brasil, Peru, dan negara lain, yang telah menggunduli hutan hujan yang sangat luas, berpendapat bahwa tanah tersebut adalah tanahnya dan mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan terhadapnya. Banyak para ahli lingkungan khawatir bahwa perusakan hutan akan memusnahkan seluruh spesies hewan di dalamnya dan mungkin mengubah lingkungan, yang akan berdampak pada pola cuaca di seluruh dunia.

3.      Infrastruktur

    Infrastruktur (infrastructure) suatu negara terdiri dari sekolah-sekolah, rumah-rumah sakit, pabrik-pabrik pembangkit tenaga, jalan-jalan kereta api, jalan-jalan raya, jembatan-jembatan, sistem komunikasi, sistem distribusi komersial, dan lain sebagainya. AS memiliki infrastruktur yang sudah sangat maju. Sebagai contoh, sistem pendidikannya modern, jalan dan jembatan juga dibangun dengan baik, dan sebagian besar orang memiliki akses terhadap perawatan kesehatan. Secara keseluruhan, AS memiliki infrastruktur yang relatif lengkap yang cukup untuk mendukung sebagian besar bentuk pembangunan dan aktivitas ekonomi.
Di lain pihak, beberapa negara kekurangan infrastruktur yang baik. Beberapa negara tidak memiliki kapasitas pembangkit listrik yang mencukupi untuk memenuhi permintaan. Negara-negara tersebut—Kenya, misalnya—sering membuat jadwal yang mengatur kapan saja tenaga listrik akan dimatikan. Program pemadaman listrik tersebut mengurangi permintaan akan tenaga listrik tetapi dapat sangat merugikan bisnis. Yang paling ekstrem, ketika infrastruktur sebuah negara sangat minim, perusahaan yang tertarik untuk memulai bisnis mungkin harus membangun sebuah kompleks perkotaan sendiri, termasuk perumahan, sekolah, rumah sakit, dan mungkin fasilitas-fasilitas rekreasi untuk menarik banyak tenaga kerja asing.

Sumber: http://www.artikelekonomi.net/2011/lingkungan-manajemen-ekonomi-internasional/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar